An dai aku besar nanti download


















Malaysia qualified for the World Netball Championships in Singapore, finishing 16th. It was built as part of. Malaysia layak ke Kejohanan Bola Jaring Dunia pada edisi di Singapura, menamatkan di kedudukan keenam belas.. Rohim, Rabi'atul 'Adawiyah Abdul Pembangunan dimensi baru bagi model regresi eksponen kreb : aplikasi dalam sains kesihatan.

HAHA xP. Share International Federation of Netball Associations. Their coaches and mentors recognized that there was an epidemic taking place across America. Zainuddin, Nik Aina Syazana Nik Characterisation of standardised fraction from clinacanthus nutans SF1 and its anti tumor effects on in vitro and xenograft model. Berketinggian cm. Participating nations have sent representative netball teams each comprising 12 players. Mula berjinak-jinak dengan bola jaring pada usia 13 tahun. Bidaan untuk menjadi tuan rumah kepada Kejohanan Dunia ke bermula pada In front of a full house, Singapore led by six points 30—24 at the end of the third quarter.

November on an area of The goal of … Pasukan bola jaring kebangsaan Malaysia adalah pasukan bola jaring yang mewakili Malaysia dalam persaingan antarabangsa. Thisisdefinitely ateam for the future.

Whilst the Netball Scoop brand came into existence in , its origins began a decade earlier. Sixteen nations qualified for the World Netball Championships, to be held in Singapore from 3—10 July. If not, then the Capture Rate remains at 1. BJSS netball Under 14 competed with 7 players for the moments. Treasurer of the Brunei society in Leicester. Interested in learning more about us or becoming a partner? Taylor's Lakeside Sponsorship Support Unit. Pendidikan Afika disenaraikan pada profil mereka.

The Malaysia national netball team is the netball team that represents Malaysia in international competition. In , the Singaporean team won the Asian Netball Championship with a win over the Malaysian team, scoring 53—39 in the Finals. The Christian Science Monitor is an international news organization that delivers thoughtful, global coverage via its website, weekly magazine, online daily edition, and email newsletters.

Malaysia participated in the Southeast Asian Games from 14 to 30 August as the host nation of the 29th edition of the Games. Lihat profil lengkap di LinkedIn dan terokai kenalan dan pekerjaan Afika di syarikat yang serupa. Player rosters for all 16 teams were submitted to tournament organisers, and published on the WNC website two days before the start of the tournament.

Yusof, Sanitah and Zainuddin, Dalila Syazana and Hamdan, Abdul Rahim Teacher's experience in curriculum implementation : an investigation on English language teaching in vocational colleges in Malaysia. Profile views - BSc Banking and FinanceEconomics. Students from drugs and crime in the city streets and develop them productive Becoming a partner an Najwa Azizan dilahirkan pada 9 Ogos dan merupakan anak keempat lima Oksigen dia hirup dalam.

Dengan senyuman yang masih dipertahankan, Louis menulis di atas omurice dengan botol saus hati-hati. Dia menggeser piring itu ke depan Sherlock, melotot galak, dan langsung angkat kaki dari tempat itu dalam langkah kilat.

Terdengar gelak tawa yang menarik perhatian sekitar. Louis abaikan. Alasan tawa itu sudah jelas, sebab isi hatinya terlukis manis di atas omurice yang lezat, bertuliskan :. Bibirnya mengulas kurva kala mendapati sekotak susu strawberry dan roti di dalam lokernya. Awal mula mendapat hadiah kecil semacam ini beberapa bulan lalu, Louis panik, sebab artinya seseorang dapat membobol lokernya.

Tapi setelah sebulan berlalu dan tidak ada benda berharga yang hilang, dia mulai menerima dengan senang hati. Sekalian menghemat pengeluaran? Tidak ada petunjuk apapun. Hanya susu kotak dan roti, jadwal yang tidak pasti, dan surat pun nihil, membuat si pengirim begitu misterius. Louis penasaran tapi tidak pernah berhasil menemukan orang itu. Matanya membeliak saat menangkap kertas berwarna ungu di bawah susu kotak. Dibukanya kilat, di dalamnya ada tulisan rapi yang berisi beberapa deret kalimat.

Apa kamu tahu Red beryl? Walau warna merahnya tidak seindah kedua bola matamu, tapi nilainya setara dengan senyum tulusmu. Dia simpan surat itu kembali ke dalam loker dan menusuk susunya dengan sedotan, kemudian berjalan ke ruang OSIS untuk memeriksa laporan. Louis hanya ingin fokus pada tugas sebelum menerima fakta semua orang akan mengetahui bahwa ketua OSIS mereka bekerja sebagai pelayan.

Bukan pelayan biasa, pula, sebab Maid Cafe adalah tempatnya bekerja. Dia pasrah menerima kenyataan bahwa Sherlock akan menyebarkan rahasia yang dia jaga, karena Louis sendiri sering bersikap kasar pada kakak kelasnya yang satu itu.

Anehnya, hingga jam pulang tiba, tidak terdengar satupun orang bicara tentangnya. Dahi Louis berkerut, heran. Dia benarkan frame kacamata sembari memeriksa proposal pengajuan dana dari ekskul tata boga. Belum lagi jurnal keuangan bulanan belum selesai diperiksa. Dia harus menyelesaikannya sebab mulai besok mereka akan mulai merencanakan festival sebagai perayaan hari ulang tahun sekolah. Sang kakak melakukannya dengan sempurna tahun lalu, Louis tidak boleh gagal.

Belum ada yang melerai. Para guru sudah pulang. Mata Louis membola, dia bergegas bangun dari kursinya menuju lokasi. Ada anggota klub basket dan futsal yang mengerumuni dan saling memanasi membuat darah Louis mendidih. Tidak ada yang mendengarkan. Louis menghela napas ketika menerobos kerumunan. Di tengah sana ada Enders dan Milverton sedang berkelahi. Ketika Milverton berniat melayangkan tinju, Louis menahannya dan mengunci lengan itu ke belakang tubuh secara celat. Secara bersamaan, dia tendang Enders hingga terhuyung ke belakang.

Seketika sunyi. Sebab seorang gadis baru saja menghentikan perkelahian dua orang itu secara instan. Pintu ruang ganti pria yang rusak akan diganti dengan uang kas kalian. Enders langsung ciut. Saya sebagai ketua OSIS hanya menjalankan tugas. Kalau posisi saya gak membuat kamu patuh, kita bisa memakai cara lain jika kata 'cuman cewek' yang ingin kamu argumenkan. Milverton bahkan tidak sanggup melepaskan kunciannya sampai Louis mengurangi tenaga.

Selamat sore. Ucapan Enders tadi berputar di benak hingga kekhawatirannya semakin besar. Lalu dia sadar, seharian Sherlock tidak kelihatan. Padahal setiap hari ada saja ulah si kakak kelas yang menyusahkannya.

Mungkin dia gak peduli sama maid cafe dan sejenisnya. Penny bilang juga mukanya cuek banget waktu pertama datang.

Mungkin itu benar. Sherlock tidak tertarik sama sekali dengan hal yang begituan. Maka berbekal kesimpulan demikian dia bekerja dengan tenang. Sherlock Holmes, sore ini, dengan pakaian kasualnya berdiri tepat di hadapan.

Ekspresi Louis retak dalam sekejap, sementara si kakak kelas hanya menaikkan sebelah alis sembari tersenyum, di mana bagi Louis menyebalkan. Sebelah sini," ujarnya manis. Dia berjuang keras, serius. Sherlock hanya terkekeh tanpa suara sembari membuntuti dan duduk di kursi. Membaca menu, memesan secangkir teh yang mana langsung Louis layani secepat mungkin agar bisa jauh-jauh dari si biru itu.

Louis mengangguk sembari menunggu masakan Hudson selesai. Belum ada pelanggan baru lagi. Gak sopan tau! Moneypenny beranjak menyambut pelanggan yang baru. Louis mengernyit setelah tersadar akan kalimat tadi. Ganteng katanya?! Ketika Louis menoleh dan menemukan Sherlock memasang cengiran, Louis langsung berjalan menggeleng keras. Enggak enggak enggak! Abaikan saja eksistensi menyebalkan itu sebisanya..

Pintunya aja gak dikunci. Louis kehabisan kata untuk membalas karena tahu itu benar. Diarahkan kakinya menuju cermin, mengambil sisir, kemudian mengikat rambut pirangnya tinggi. Gadis itu lalu mengambil kacamata dari kotak dan mengenakannya, apapun maksud Sherlock di sini bukan urusannya. Wajah Hudson dihiasi rona samar membuat Louis menaikkan alis tanpa sadar. Siapa namanya? Hudson mengangguk-angguk. Titip makasih juga ya? Maaf juga sampai ke sini.

Nanti dianya saya omelin karena ngerepotin kamu. Louis memilih mengambil barang-barangnya, membiarkan saja obrolan itu berjalan, dia tidak ingin peduli. Tapi tepat ketika Louis memasang tas dan pamit, Sherlock juga mengucap perpisahan. Udah malam," jelas Sherlock santai pada reaksi tanpa kata si pirang.

Hudson memasang ekspresi lembut bagai seorang kakak. Louis langsung melangkah gesit di mana Sherlock dengan tenang mengimbangi. Dia terus bungkam, jengkel, sebal, maksudnya apa coba sejak tadi hanya memesan satu menu lalu berdiam lama hingga jam kerjanya usai, dan berjalan bersisian untuk pulang bersama?

Louis bahkan sudah beberapa hari ini tidak melihatnya di sekolah--yang mana sebenarnya harinya jadi lebih damai tapi tetap saja! Setelah menghilang, tahu-tahu muncul itu, argh! Mau kamu memangnya apa? Di sekolah ngilang terus tahu-tahu muncul kayak gini. Tapi tetap aja. Kamu tahu rahasia saya, esoknya langsung hilang kayak ditelan bumi.

Apa kata orang kalau tahu ketua wanita pertama mereka justru kerja di Maid Cafe? Mereka gak tahu aja masih banyak yang ngeremehin saya! Lagi-lagi dia teringat perkataan Enders, dengan cepat mengambil susu Hazelnut dari tas, sembari mengingat isi pesan yang dia baca tadi pagi.

Bahkan lebih kuat dari cowok di sekitar. Netranya diarahkan kepada Sherlock yang memberinya senyum kecil. Lumayayan juga gue dapet rahasia lo. Kalau dijaga, gue boleh minta sesuatu gak? Keduanya pun masuk dan duduk bersisian, Louis mengambil buku dari tasnya. Dia sedot susunya ganas hingga habis dalam sekejap dan merasa bosan. Sherlock juga bungkam sejak tadi hingga lama-lama rasa kantuk menyerang. Dipikir lagi kemarin malam dia hanya tidur tiga jam, lalu hari ini langsung bekerja sampai malam.

Kelopak matanya semakin berat hingga tidak melawan ketika yang lebih tua memposisikan kepala Louis agar bersandar pada bahu si kakak kelas itu dan tahu-tahu, kesadarannya hilang. Malam itu, dengan Sherlock sebagai sandaran, Louis terlelap di sepanjang perjalanan.

Walau bambu sangat kuat, tapi dia juga pohon seperti yang lain. Jadi, jangan sampai tumbang, ya? Louis mengulum senyum, dia simpan kertas itu bersamaan dengan dua lainnya. Ini surat ketiga yang Louis dapatkan, bersamaan dengan susu rasa earl grey yang bertengger manis di dalam loker di sebuah botol kaca, dan sebungkus melon pan. Setelah menukar buku di dalam tas dengan mata pelajaran hari ini serta memasukkan kudapan itu, dia membawa diri menuju kelas.

Otaknya memutar kembali isi surat sebelumnya, bersamaan dengan susu rasa hazelnut dan roti vanilla. Bambu memang terlihat ramping dan lebih gemulai, tapi semua orang tahu kalau tertiup angin kencang hingga badai, maka pohon-pohon besar di sekitarnya pun akan kalah terhadap kekuatannya. Surat itu dia dapat sehari setelah melerai perkelahian Enders dan Milverton. Kali ini, isinya mengingatkan agar Louis tidak kelelahan dan jatuh sakit di saat jadwalnya benar-benar padat.

Louis semakin penasaran, hanya saja waktu pemberiannya benar-benar tidak pasti! Ditambah, dia tidak pernah tahu kapan si pengirim membuka lokernya, entah sore atau pagi hari. Ketika hampir melewati labotarorium kimia, pintu ruangan terbuka bersamaan dengan Sherlock Holmes yang keluar setelahnya.

Sudah jadi rahasia umum sosok di hadapan Louis ini jenius kimia, jadi perkataan ini dapat dia percaya. Louis memperhatikan penampilannya. Rambut Sherlock masih agak basah terurai sementara pakaiannya yang kusut itu terpakai asal. Dua kancing terbuka, tanpa dasi, ikat pinggang, apalagi jas. Siniin tasnya, terus ikut gue ke loker! Belum sempat menjawab, yang lebih tua itu langsung mengambil tas di bahu Louis dan menarik lengannya.

Sesampainya di tujuan, Sherlock langsung mencari-cari sesuatu di loker sekolahnya yang berantakan hingga satu buku terjatuh. Louis mengambil buku yang terbuka itu dan mengernyit melihat isinya. Seperti tulisan dokter? Louis mengambil dasi itu dan memasangkannya ke leher Sherlock, beruntung badannya cukup tinggi, setelinga si kakak kelas, jadi tidak sulit hingga harus berjingkit.

Setelah memasangkan kancing seragamnya, dia mulai membentuk dasi itu. Makanya gapernah bener gue makenya. Sesek juga sensasinya. Kalau lo ngomel biasanya gue ngacir ke John.

Anaknya gak sekolah tapi hari ini. Mata Louis refleks memejam kala merasakan tangan Sherlock yang begitu dingin di pelipis. Kelopak matanya terbuka pelan, menemukan raut kekhawatiran di hadapan, begitu dekat dan netra mereka bertubrukan.

Suara Moneypenny terngiang. Louis tergerak memperhatikan wajah yang baginya selama ini menyebalkan, dan dia baru sadar bahwa Sherlock memiliki mata biru segelap lautan dalam, hingga Louis rasa dia dapat tenggelam. Alisnya tebal, dengan hidung mancung dan rahang kokoh nan tajam. Lalu bibirnya Louis menggeleng cepat. Dia menjauhkan telapak tangan kakak kelasnya itu. Udah ya saya mau ke kelas. Jangan lupa ikat pinggang sama jas kamu dipakai. Langkah Louis secepat kilat dan dia enggan menoleh.

Wajahnnya merah padam karena kejadian barusan sebab, itu kali pertama dia benar-benar memperhatikan seksama wajah seorang pria selain sang kakak, dan temannya benar, walau selama ini Louis memandangnya menyebalkan, Sherlock memang tampan.

Louis berhenti. Mukanya semerah tomat saat kembali mendatangi Sherlock, ketika tas sudah dia pasang di punggung, dia langsung lari sekuat tenaga saking malunya. Samar terdengar suara tawa Sherlock di belakang. Persetan dengan pekerjaan, toh yang dia hadapi sekarang adalah teman. Suka banget ngetawain saya. Sherlock memainkan nekomimi di kepalanya dengan cara menepuk-nepuk telinga kucing itu. Louis memukul tangan besar dengan buku menu agar berhenti.

Kakak kelasnya itu masih tertawa tanpa henti. Louis sampai terbiasa melihat kehadiran Sherlock sekarang, pun teman-temannya, sebab setiap kali Louis bekerja, pemuda itu tidak pernah absen untuk datang.

Wajahnya masih pucat itu. Demi uang. Lupakan pemikiran Louis tadi pagi tentang Sherlock yang tampan. Makhluk ini tingkat menyebalkannya sudah di luar nalar! Louis menghadiahi pelototan galak ke si biru malam itu kemudian menghampiri Hudson dengan dongkol. Lucu banget. Lucien aja gak sesering itu. Dia menjepit kertas pesanan dan ikut menunggu karena belum ada pelanggan. Dianya aja gak pernah nembak. Lagian itu orang emang suka godain cewek sana-sini. Bond itu model, kan, sibuk banget.

Tapi selalu nyempatin diri ke kamu, Mbak. Eh iya Loui, aku penasaran, kamu suka seseorang? Tapi gimana Lou orangnya? Wajah Louis terasa hangat. Louis teringat catatan ala dokter Sherlock, jauh berbeda dengan tulisan rapi di surat-suratnya. Frida ini pesananmu. Ini Louis buat si Sherlock itu.

Kepala Louis sekilas berdenyut ketika mengambil nampan itu, dia letakkan lagi sejenak. Kenapa kali ini nampannya terasa lebih berat? Beneran gak sakit? Wajah kamu makin pucat. Kalau sakit gak usah dipaksa, lagian hari ini gak rame kok Tenang aja. Dia berjalan pelan ke tempat Sherlock. Pandangannya agak memburam. Dia meletakkan nampan itu hingga terdengar bunyi mendebam.

Suara Sherlock terdengar samar. Perasaannya saja, atau Sherlock memang berdiri mendekat? Penglihatannya semakin tidak jelas sekarang. Matanya berkunang-kunang. Susah payah dia bersuara. Napasnya terasa berat. Louis merasa badannya ditahan seseorang dan sebelum kesadarannya hilang total, samar, dia mendengar suara. Mungkin, itu halusinasi semata, sebab Louis terlampau penasaran pada identitas asli pengagum rahasianya. Atau, memang kebetulan saja. Ketika matanya terbuka, dia menemukan Sherlock duduk di samping tempat tidur tempatnya berbaring.

Dia memainkan ponselnya ketika melanjutkan bicara. Untungnya gak kenapa-kenapa. Cuman demam karena kecapean sama kurang nutrisi, harus lebih banyak makan. Terus istirahat dulu. Louis melotot, berucap tanpa suara. Jantung kakak serasa mau lepas waktu Sherly bilang kamu sakit.

Cuman karena kamu sibuk bukan berarti kamu ngeforsir diri sampai sakit. Louis merasa bersalah. Louis salah, sadar kok. Cuman, aku takut gak bisa kayak kakak.

Loh iya kakak kok kayak baik-baik aja sih selama sekolah dulu? Sampai mal nutrisi itu gimana ceritanya? Sial sial sial sial! Dia sering melewatkan jam makan, memang. Tidak menyangka dampaknya seperti ini.

Maaf, tapi aku mau tetep kerja. Nanti aku ngejaga pola makan, masang alarm sekalian. Terus ngatur waktu lagi.

Louis Janji. William menghela napas di ujung sana. Tapi kamu harus istirahat total dulu selama tiga hari. Jaga diri baik-baik ya? Kalau liburan kakak pulang. Udah ah malu ada temennya kakak ini!

Tapi balasan Sherlock cuman gumaman dan ucapan 'Oke' 'Sip' dan sejenis itu. Ingin hati menolak, tubuhnya langsung goyah ketika kaki menapak, membuatnya digendong di punggung Sherlock tanpa bisa menentang.

Louis menenggelamkan wajah karena malu di sepanjang jalan hingga mau tak mau indra penciumannya menghirup aroma tubuh Sherlock, yang anehnya membuat nyaman.

Kepalanya masih sakit, jadi dia terus bungkam. Ternyata, Sherlock sudah memesan taksi yang sudah menunggu di pintu depan. Nanti dibangunin. Rebahan aja. Gue di kursi depan ngejagain! Louis tidak banyak tingkah. Bagai janin di dalam rahim, dia meringkuk sebab badannya kembali terasa tidak nyaman di kursi belakang. Mengetahui fakta bahwa ada Sherlock yang menjaga membuat Louis terlelap dalam sekejap sembari berharap, semoga rasa sakitnya cepat hilang.

Aroma gurih yang menggiurkan membuat Louis terbangun dari alam mimpi. Kepalanya yang ringan memberi kenikmatan tersendiri yang tidak dia duga, sekalipun tenaganya belum benar-benar pulih. Keadaan itu juga membuatnya sadar bahwa seragam kerjanya belum diganti--yang mana di satu sisi memberi kelegaan sebab artinya tidak ada yang macam-macam, sekaligus jengah.

Jadi semalam dia di klinik, digendong ke taksi, hingga sampai rumah dengan pakaian ini?! Louis bergegas berganti pakaian dengan susah payah agar terlihat normal. Setelah mengenakan kaus dan celana santai selutut, menguncir rambut, dia berjalan ke dapur, menemukan Sherlock menyajikan dua porsi sup ayam di meja.

Warna sayurnya cantik. Louis menyendok kuah sup ke mulutnya. Dia memejam, mendesah nikmat. Mana sampai dimasakkin pula. Gak ngasih tau siapa-siapa juga. Louis mengamati pemuda itu, pakaiannya sudah Hanya dibalas gumaman, Louis kembali menyendok. Rasanya ganjil, sungguh, berduaan dengan seorang pria di kediamannya. Tapi dia tidak merasa terancam sama sekali, apalagi setelah pagi ini Louis terbukti aman.

Bukan 'kamu' doang atau nama lengkap. Tapi nama panggilan. Atau pelayan lain? Jangan-jangan justru Mbak Hudson? Delima dan Navy bertubrukan ketika Sherlock menjawab ringkas. Nanti cuci punya lo sendiri aja. Louis cemberut sembari menghabiskan sisa makanannya. Kalau sudah bawa-bawa si kakak dia tidak dapat melawan. Pikirannya berkelana. Dia mengamati punggung Sherlock yang sedang mencuci piring, kemudian menunduk cepat. Wajahnya panas Sherlock mengeluarkan dasi dari kantong celana, menyerahkannya.

Kemudian dia bertumpu pada lutut, Louis menggeser posisi duduknya di kursi sehingga mereka berhadapan. Ini kali kedua, dan posisi ini jauh lebih canggung dari yang pertama membuat jantung Louis berdetak tak karuan. Terlebih setelah pemikiran tadi menyerang.

Tapi, wajahnya anteng banget! Kalau suka ke saya mah gak mungkin gitu! Louis merasionalkan pikiran. Dia dengan cepat menyelesaikan tugasnya, mengikat dasi dan setelah rapi langsung berbalik lagi ke meja makan. Menyendok makanan yang tersisa. Istirahat yang bener! Nanti sore balik! Tangan Louis reflek menyentuh puncak kepalanya. Ini hari Senin. Louis yang sudah beristirahat total lima hari karena dia mulai izin di hari Rabu--di mana Sabtu dan Minggu dia diberi titah untuk tetap libur baik dari pihak kerja sambilannya dan dari sang kakak--kini datang pagi-pagi sekali untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

Seperti biasa, dia membuka loker dan kali ini menemukan susu rasa Regal. Surat di bawah susu adalah incaran Louis yang pertama. Ada stiker bunga daffodil di pojok kanan atas. Bunga daffodil melambangkan semangat baru. Di Jepang, melambangkan kebahagiaan, sementara Prancis melambangkan harapan. Kamu sudah beristirahat cukup lama, jadi aku harap mulai hari ini semangat baru itu hadir untuk menuntaskan segala kewajiban.

Louis mengambil kertas kecil menuliskan balasan. Ini kali pertama dia melakukannya. Louis letakkan kertas itu di tempat terlihat. Entah kapan orang itu akan mengambilnya, Louis tidak tahu. Yang jelas, ini langkah awalnya untuk mengenal. Fred menggeleng. Baru kali ini ketua sakit, semuanya jadi khawatir dan bekerja keras. Tinggal diperiksa! Urusan selebaran udah tahap final, kok.

Sebenarnya semua udah sepakat, tinggal nunggu persetujuan. Ada di meja juga. Katanya biar gak nambah beban ketua. Louis terpana. Dia tidak dapat menahan senyuman, "Kalian semua, makasih ya? Maaf saya justru tumbang di saat penting kayak gini Acaranya tinggal dua minggu lagi padahal Gak seru gaada yang ngomelin! Louis tertawa. Louis memeriksa semua pekerjaan anak OSIS itu. Semuanya cukup bagus, hanya perlu sedikit perbaikan dan diskusi singkat untuk mengubah beberapa hal.

Setiap kelas juga mulai memberikan proposal kegiatan mereka selama festival berlangsung. Louis memeriksanya dengan seksama, menyetujui yang masuk akal dan menolak beberapa karena konsepnya Setiap klub juga membuat acara mereka sendiri. Louis membayangkan sang kakak berada di posisinya, memilah nang mana yang dapat diterima, dan nan tidak. Setelah beristirahat panjang pekerjaannya terasa jauh lebih efektif.

Sherlock tahu-tahu turun dari atas pohon ketika ia melewati taman. Ketika kedua orang tuanya meninggal, ada warisan uang dan sebuah rumah yang saat ini dia tinggali. Hanya saja Louis mendadak sakit dan harus dioperasi dengan biaya cukup mahal.

Uang peninggalan orang tua mereka tanpa ragu digunakan hingga tersisa sedikit dan William harus bekerja ekstra.

Andai Louis tidak jatuh sakit waktu itu, sang kakak tidak perlu bekerja ekstra. Tapi kakaknya itu tidak sekalipun mengeluhkannya. Makanya, Louis bersikeras untuk bekerja. Louis tidak paham kenapa begitu terbuka pada orang di sampingnya.

Masalah sakit itu bukan kehendak lo, Louis," tanggap Sherlock. Ujaran itu menghangatkan hatinya. Louis menunduk, memperbaiki posisi kacamata seraya berbisik, "Terima kasih.

Sherlock menggumam saja. Louis merasa aneh dengan semua ini. Dia lalu memperhatikan penampiln kakak kelasnya. Sekarang pakaiannya lengkap? Jarang bikin ulah juga Entah karena dia sudah sampai di depan kelas, atau karena ucapan Sherlock, Louis tidak tahu sebab pastinya.

Sherlock mengacak rambutnya, lagi. Wajah Louis kembali panas, sebab tindakan Sherlock membuat tidak hanya satu, tapi dua hal dari diri Louis jadi berantakan.

Dia bisa saja merapikan kunciran di kepala, tapi tidak dengan hatinya. Mohon maaf menunggu lama, Goshujin-sama. Setelah membungkuk pada pria di depannya, Louis berniat pergi ke meja lain namun tertahan. Saya tidak melakukan hal yang seperti itu, tidak ada pelayan di sini yang melakukan itu," jawabnya sesopan mungkin. Darah Louis benar-benar mendidih sekarang. Andai bukan di tempat kerja, dia akan menghajar pria di depannya sampai habis. Ayolah Nona, kau benar-benar seleraku. Berapa yang kau minta?

Louis menjauh pergi, tapi pria berumur an itu tiba-tiba saja memeluk tubuhnya dari belakang secara kurang ajar dan kasar sembari becurap, "Jangan jual mahal, Jalang! Mata Louis membola. Kesabarannya benar-benar habis membuatnya dia bersiap langsung menghajar pria ini hingga Adalah Sherlock Holmes yang saat ini masih meninju wajah pria beberapa kali dan menahan kerahnya.

Berani kau sentuh dia lagi, atau melangkahkan kaki ke sini, aku akan menghabisimu. Kakakku, Mycroft Holmes, adalah kepala kepolisian di negeri ini jadi jika kau berani menuntut sudah pasti kau yang akan masuk penjara.

Sherlock berniat melayangkan tinju lagi ketika Louis menahannya. Jantungnya berdetak cepat karena shock dan adrenalin, juga panik jika Sherlock menyakiti pria ini terlalu parah. Baru pertama kali kakak kelasnya ini murka. Sherlock menjauh dari korbannya dan kali ini Louis berdiri di hadapannya. Pria itu babak belur. Louis menatapnya tajam. Di sini tidak ada pelayan yang menjual diri.

Pria itu pergi tertatih tanpa berucap apa-apa. Napas Louis yang tertahan kini dihembuskan. Dia menatap sekeliling dan baru sadar menjadi pusat perhatian. Tentu saja, mana mungkin orang-orang abai, kan? Meja dan kursi yang terbalik itu berniat dia rapikan tapi Moneypenny dan Frida langsung memeluknya.

Hudson menghampiri khawatir. Pelayan yang lain juga mengerumuni. Frida jangan nangis Maafin Kak Sherlock juga. Emang orang itu aja yang bajingan! Pasti shock , kan? Sherlock mengangguk tanpa suara. Wajahnya masih kaku. Louis melangkah lesu menuju ruangan staff diikuti Sherlock di belakangnya. Dia marah, kesal, dongkol, jengkel, ingin mengamuk, memukuli pria kurang ajar itu lagi andai bisa. Louis bisa saja melindungi diri, tapi bagaimana jika orang lain yang mengalaminya?

Bagaimana jika, jika mereka tidak punya 'Sherlock' di hidupnya? Yang langsung sigap membantu ketika Louis sesaat kehilangan akal sebab terlalu terkejut? Bicara tentang Sherlock, sosok itu benar-benar tidak berucap apa-apa.

Mereka diam duduk berdampingan. Louis baru sadar tubuhnya bergetar. Walau tidak kenapa-kenapa, tetap saja mengesalkan. Wajah Sherlock masih sangat keras, tapi juga penuh kekhawatiran ketika Louis menoleh.

Maksudnya, di angkutan umum, di jalan, memang sering kayak gini, saya bisa aja mengatasinya. Tapi di tempat kerja? Bahkan di tempat kerja?

Tapi kenapa sih mereka gak bisa ngehargain orang lain? Saya menolak sopan, justru dipaksa. Dia ngatain saya! Andai bisa mau saya cabik-cabik mukanya, mau saja hajar, mau saya--" Louis mengusap wajahnya kasar. Dia benar-benar marah. Karena amarahnya benar-benar besar sekarang. Bagaimana jika orang itu Frida? Gadis cerita itu tidak pantas diperlakukan demikian. Atau Penny? Rekan kerjanya yang lain? Bukankah selama ini dia sering memegang tangan Louis seenaknya? Dan Sherlock menjawab tanyanya.

Tangannya yang lain dipegang lagi, digerakkan, hingga kedua telapak tangan Louis didekatkan sampai bersentuhan seperti saat berdoa. Lalu, si kakak kelas membungkusnya dalam genggaman tangannya yang jauh lebih besar.

Mata mereka saling menatap, kekhawatiran itu masih tercetak jelas pada kedua bola mata Sherlock yang menenggelamkan, dan senyum lembutnya membuat pipi Louis sedikit memanas. Ingin dirinya menyanggah bahwa dipeluk pun tidak masalah, tapi terlalu malu untuk mengungkap.

Maka Louis memilih menyandarkan diri ke samping, ke sandaran sofa, memejamkan mata sembari menenangkan detak jantungnya yang menggila. Dia berbisik, "Sekarang saya udah baik-baik aja. Makasih ya. Entah hanya perasaannya, atau suara Sherlock memang terlampau lembut ketika kali ini bicara.

Keseharian Louis masih sama padatnya. Festival sekolah sisa dua hari lagi. Prestasi akademik juga harus dijaga demi mendapat potongan biaya sekolah tiap bulannya. Jadi Louis fokus pada itu semua. Louis juga bekerja sambilan seperti biasanya.

Sherlock Holmes juga datang seperti sebelum-sebelumnya. Semua sama, kecuali rentetan pesan William mengingatkannya jadwal makan tanpa absen, serta Hanya saja Louis bimbang, sebab dia juga menyukai sosok yang senang memberinya susu kotak dan roti, serta enam pesan singkat sejauh ini. Walau Louis tidak tahu siapa pengirimnya, tetap saja dia menyukai sosok itu terlebih dahulu, sosok yang menyukainya sejak lama--tapi terlalu takut menampakkan dirinya.

Sementara Sherlock Tapi, kalau perkataan teman-temannya benar bahwa Sherlock mungkin menyukainya, Louis juga bimbang. Bagaimana jika Sherlock menyukainya di balik seragam kerja saja? Saat ketika Louis menggerai rambutnya, tidak memakai kacamata, serta menyamarkan bekas luka bakar di pipi kanan?

Louis membaca lagi catatan yang kali ini dia bawa di dompet. Surat ke lima Louis dapatkan bersama susu rasa leci berisi :. Aku tidak suka astronomi, tapi aku tahu Sirius, bintang yang paling terang. Ketika melihatnya di langit malam, sosokmu lah yang terlukiskan. Bintang tidak bersinar begitu saja untuk menjadi terang, dia terbakar, di mana kerja keras yang kau lakukan selama ini menjadikanmu berkilauan.

Kamu, bagiku, bagai kirana paling benderang di kanvas langit biru malam. Kamu berlebihan. Saya tidak semegah itu untuk disamakan dengan bintang.

Tapi, terima kasih. Lalu balasan yang dia dapatkan bersamaan dengan sekotak susu tanpa varian rasa, susu original dan roti dia baca berulang. Aku memang menyukai cahaya saat kamu terbakar. Tapi jangan sampai berlebihan hingga kehabisan bahan bakar. Sebab, dari yang kubaca, bintang yang kehabisan bahan bakar nuklir akan menghasilkan ledakan Supernova, yang meskipun cantik, akan membuat sang bintang mati. Sepertinya saya menyukai seseorang. Kalau kamu terlalu lama bersembunyi, mungkin, kegiatan ini nanti harus berhenti.

Belum ada balasan hari ini. Louis mendesah. Dia memeriksa pekerjaan terakhirnya dan pergi sebab harus bekerja lagi. Mereka baru turun dari kereta. Sherlock melanjutkan, "Temenin gue nikmatin festival? Louis memejam ketika Sherlock mengacak rambutnya seperti biasa.

Matanya memandang punggung Sherlock ketika terbuka, Louis mendesah merasakan debaran jantung seraya menatap bintang. Louis sudah menyiapkan catatan panjang berisi permintaan maaf ketika susu coklat dan roti melon bertengger manis. Louis menjauhkan keduanya dan mengambil sebuah surat--yang anehnya, kali ini ada di dalam amplop--dengan cepat. Louis membacanya, kata demi kata. Aku sudah mengenalmu sejak lama, setidaknya dari cerita.

Aku pikir, kamu berperangai manis dan lemah lembut dari kisah yang kuterima. Hanya saja ketika kamu berdiri menatapku dengan tajam, aku sadar, sisimu yang itu ternyata tidak bisa dilihat seenaknya.

Kamu tegas, keras, ucapanmu tidak jarang pedas, tapi kepedulianmu pada sekitar pun tidak dapat dipandang sebelah mata, aku ingat pagi ketika kamu menyerahkan susu kotak dan roti yang baru dibeli kepada seorang anak jalanan. Lalu, yang kutahu, kamu tidak jadi sarapan, tapi kamu justru tersenyum manis padanya dan pergi begitu saja setelah menyerahkan beberapa lembar uang. Kuperhatikan, seharian itu kamu tidak makan, saat ketika kakakmu sedang ikut lomba di luar kota.

Kata dia, kamu selalu peduli pada kesehatannya, tapi kenapa kepada dirimu sendiri tidak demikian? Kamu pekerja keras, demi mengejar sosok yang begitu kamu puja. Aku selalu memandangimu yang tidak sengaja terlelap ketika terlalu banyak bekerja. Walau singkat, apa kamu tahu wajah cantikmu begitu damai hingga berkali-kali aku merasa ada di nirwana? Louis, aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Aku lebih suka berkencan dengan bahan kimia, makanya caraku mendekatimu seperti bocah TK. Maaf, membuat amarahmu memuncak setiap kali kita berjumpa, tapi sungguhan, aku tidak tahu cara menyapa gadis yang kusuka dengan cara biasa.

Aku malu. Tapi tahu caraku mendekat justru membuatmu tidak suka. Karenanya aku diam-diam mengirimi susu kotak dan roti di loker, sebagai penggemar rahasia. Louis, kamu mungkin tidak sadar, tapi sejak awal mula aku melampirkan catatan di kali pertama, itu adalah caraku mengungkap identitas.

Awalnya, aku ingin menunggu hingga 14 catatan, tapi surat terakhirmu membuatku panik tidak karuan. Louis duduk bersandar di depan lokernya. Mulutnya kehabisan kata, wajahnya sangat panas karena aliran darah yang terpompa.

Dia memandang susu rasa coklat itu, tanpa menebak pun, dia tahu siapa pengirim itu. Hanya saja otaknya mengingat-ingat. Dari susu Strawberry, ketika orang itu pertama kali tahu rahasianya. Surat kedua bersamaan dengan Hazelnut. Susu ketiga agak ganjil, karena alih-alih susu kotak, yang dia dapat justru varian Earl grey di botol kaca.

Harusnya dia sadar ada yang aneh sebab hanya sekali dia mendapatkan yang bukan kemasan kotak. Selanjutnya rasa Regal, setelah dia diisolasi dari segala kesibukan yang mana sosok itu menuliskan bahwa Daffodil adalah semangat baru, tepat setelah Louis beristirahat lama.

Isi suratnya saja sudah menjadi petunjuk! Berikutnya Leci, Original, dan sekarang Coklat. Louis ingin langsung mencari Sherlock detik ini juga, tetapi Fred justru datang dan mengatakan ada masalah kecil terkait panggung utama hingga Louis harus mengesampingkan perasaannya.

Lagipula, dia tidak yakin sanggup bersitatap dengan pemilik surai biru gelap itu detik ini juga. Berusaha bersikap sewajar mungkin. Ayo semangat persiapannya! Louis sungguhan tidak sabar menunggu festival tiba, tapi kali ini dikarenakan alasan yang berbeda. Hari yang ditunggu sudah tiba. Festival sekolah dilaksanakan dengan meriah membuat Louis sedikit banyak bangga melihat banyak raut kesenangan dari para siswa dan tamu yang tiba.

Louis melayani pelanggan kelasnya dengan sigap membuat teman-temannya terpana akan keluwesannya. Dengan ironisnya anak kelas menentukan Maid Cafe sebagai persembahan. Louis tidak dapat menolak saat semua orang setuju begitu saja. Biar rame tentunya! Apalagi wajahnya ada bekas luka bakar yang sering dia sembunyikan di balik helaian poni. Rumornya sih waktu kelas 10 kakak kamu ngancam siapapun yang berani ganggu kamu gitu pas pertama kali dia nemu surat buat kamu.

Sejak itu gaada yang berani lagi kirim-kirim surat. Pengaruh sebesar apa yang dimiliki William hingga dampaknya sedemikian rupa? Louis terlalu kaget hingga tidak dapat berkata-kata. Kakaknya itu memang berjuta penggemarnya.

Entah apa yang menyebabkannya tidak punya pacar hingga sekarang. Louis berdiri canggung di depan laboratorium kimia yang sepi sebab tidak ada yang memakai tempat ini. Pakaiannya sudah berganti normal dengan seragam sementara tangannya memegang paperbag mini. Detakan jantungnya tidak karuan selagi menunggu Sherlock Holmes datang. Tidak henti Louis menggigit bibir sembari menatap sepatu sekolah. Dia terperanjat. Wajahnya merah padam ketika sepatu Sherlock ada di depannya, dia menatap sepatu pria di hadapannya, terlalu malu untuk mendongak.

Dia menunggu Sherlock menertawakan, tapi tidak ada suara hingga takut-takut Louis mendongak, hanya untuk menemukan wajah Sherlock yang sama merahnya menatap ke arah lain.

Sherlock menampakkan sekotak susu karamel dan roti coklat yang sejak tadi disembunyikan di belakang badan. Karena benar, kita resmi pacaran ya?

Mata Sherlock membola. Soal suka sama orang itu Melihat gelagatnya, Sherlock langsung tersadar. Tulisannya rapi banget. Yang saya lihat di buku catatan lebih parah dari dokter. Jadi ya Mana kata-katanya bukan kamu banget. Dia mengambil susu kotak dan roti itu.



0コメント

  • 1000 / 1000